Melanjutkan catatan



Telah lama aku tak menulis blog ini karena malas dan terlalu banyak tugas dan kesibukan (Ah hanya alasan saja) hehe.. tak terasa studi strata satuku dibidang ekonomi jurusan akuntansi konsentrasi manajemenku telah terlewati. Pada tahun ini tahun 2014 ternyata berbekal ikhtiar yang keras, berdoa dan tawakkal alkhamdulillah akhirnya aku melanjutkan studi di program pascasarjana Master of Business Administration School Business of Management Instititut Teknologi Bandung. Alkhamdulillah begitu rasanya syukur ini atas rahmatmu Ya Allah telah menjawab usaha hamba untuk menjejakkan kaki dan menimba ilmu di MBA SBM ITB ini.

Masih terasa, terngiang, dan terkenang masa-masa studiku di strata satu STIE Bank BPD Jateng. Masa-masa pengenalan kampus atau lebih umumnya dikenal dengan nama OSPEK sampai masa-masa kuliah ujian tengah semester dan ujian semester yang berkali-kali ku lalui dan hingga pada akhirnya pada masa skripsi. Dulu aku bingung melihat setumpuk kertas tebal yang dibawa oleh kakak angkatan pada benakku ak berpikir apa yang dia tulis sehingga mendapatkan kertas setebal itu. Akhirnya aku memulai masa itu dan mulai mencetak kertas demi kertas tulisan skripsiku. Pada awalnya memang ah susahnya mencari ide yang tepat untuk karya tulis ilmiah pertamaku ini yaa di skripsi ini. Sempat beberapa bulan aku hanya memikirkan tema dan judul yang tepat untuk skripsiku ini dan pada akhirnya aku masih sangat teringat judul yang aku pilih berkat pandangan idealisku yaitu tema mengenai Enviromental Management Accounting yang berkenaan dengan tingkat investasi terhadap lingkungan dan return secara profit yang akan dihasilkan melalui investasi tersebut.

Pada awalnya diri ini sangat percaya diri bahwa tema skripsiku ini akan beda dengan yang lain perlahan dengan penuh harap tema ini disetujui oleh dosen pembimbingku. Sekilas tentang dosenku beliau adalah wanita yang cerdas dan bertangan dingin dalam membimbing skripsi anak bimbingnya untuk membantu menggarap skripsi yang berkualitas. Kembali lagi dengan awal tadi, ternyata benar adanya bahwa tema skripsiku ini belum ada yang menulisnya di kampusku dengan penuh rasa bangga dalam diri ini setelah mendapat approve tersebut aku memulai menggarapnya. Aku mulai garap skripsi tersebut dengan memulainya dengan mencari data-data yang aku butuhkan tapi tak dinyana skripsi ini jelas datanya ternyata sangat susah didapatkan mengingat perusahaan yang telah menerapkan environmental accounting management di Indonesia sangat sedikit dan singkat cerita aku memilih metode Balanced Scorecard untuk menilai suatu kinerja organisasi dan aku memilih Koperasi Keluarga Sakinah sebagai objek penelitianku. Singkat cerita dengan berbagai usaha dihabisi habis-habisan oleh dosbingku dan pada akhirnya aku mulai memasuki ruang sidang skripsi dan akhirnya pertanyaan demi pertanyaan berusaha aku jawab dan pada akhirnya yaah aku lulus sidang dan juga selang beberapa minggu kemudian aku lulus ujian komprehensif wahh betapa senangnya diri ini.

Setelah aku dinyatakan lulus dan berhak atas gelar sebagai Sarjana Ekonomi dengan IPK 3,45 sungguh kemenengan yang luar biasa untukku kala itu. Kesenangan hanya bertahan hingga hitungan minggu dan akhirnya dimulai pertanyaan selanjutnya mau apa diri ini setelah lulus?. Website demi website yang menyatakan lowongan pekerjaan aku kunjungi dan mendaftar. Pada akhirnya diri ini tidak mendapat panggilan mungkin karena pada waktu itu aku memang belum resmi wisuda dan mendapatkan ijazah sehingga aku tidka mempunyai nomor ijazah untuk melamar kerja secara online.

Pada suatu waktu Papahku pada waktu itu menyodorkan tawaran untuk melanjutkan kuliah di pascasarjana MBA ITB seperti yang telah saya jelaskan di awal posting. Rasa hati ini bercampur bahagia dan kegelisahan, bahagia karena diri ini mendapatkan kesempatan melanjutkan kuliah lagi karena jujur emang diri ini mempunyai cita-cita untuk meneruskan sekolah lagi pada disiplin ilmu yang sama yaitu ekonomi dan bisa menjadi expert dalam bidang manajemen, bisnis dan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya. Kegelisahanku adalah pada saat aku berpikir bagaimana caraku untuk membayar semua biaya perkuliahan ini?. Hingga papahku, ya papahku yang selalu memberi semangat untuk meneruskan pendidikan melanjutkan cita-cita dan harapan papahu untuk melanjutkan studi strata dua yang terhalang masalah biaya pada masa itu. Berkat keyakinan dan dukungan yang diberikan oleh papahku berulang kali aku bolak balik semarang-pekalongan-bandung untuk melengkapi berkas pendaftaran dan ujian seleksi masuk. Pada akhirnya aku diterima menjadi mahasiswa MBA SBM ITB wah sungguh senang rasanya hati ini menjadi salah satu mahasiswa pascasarjana di sekolah bisnis menurut majalah SWA pada saat itu. Kebanggan yang aku rasakan pada waktu itu setelah belajar dan usaha mati-matian untuk itu yaa serius aku sangat berusaha dan belajar mati-matian untuk lolos seleksi tersebut karena ini adalah harapan ayahku sekaligus untuk mencapai passion dan cita-citaku.

Alkhamdulillah, alkhamdulillah, dan alkhamdulillah itu yang aku ucapkan berkali-kali karena bisa menimba ilmu disini dengan harapan aku bisa mendapatkan proses dan IPK yang bagus dan terbaik dan pada akhirnya mendapatkan pekerjaan yang dapat membahagiakan kedua orang tua dan keluargaku pada khususnya dan membantu kedua orangtuaku untuk membiayai adik-adiku melanjutkan kuliah strata dua sepertiku jika adik-adikku menginginkannya, aamin.. sungguh bersyukur aku panjatkan kepada-Mu yaa Rabb..

Semoga dengan posting ini semangat menulisku kembali tumbuh dan menulis berbagai pengalaman dan pemikiran-pemikiranku di catatan kehidupanku ini.


Kepemimpinan dan realita haus kekuasaan


Saat ini saya mulai mempelajari berbagai realita yang terjadi di kehidupan nyata ini, banyak sekali tipe manusia yang ada baik yang haus kekuasaan, egoistis, dan niatan yang tulus. Banyak manusia yang ketika dibenturkan dengan kursi kekuasaan mereka seperti layaknya makhluk aneh yang saangat haus akan itu dan menyebabkan mereka menjadi pribadi yang berbeda. Aneh, itulah kata yang saya lontarkan  ketika seorang insan manusia dibenturkan dengan kursi kekuasaan. Seorang yang baik dapat menjadi buruk dan yang buruk dapat menjadi lebih buruk. Hasutan, iming-iming keuntungan, jabatan, dan lain sebagainya menjadikan sebagian insan manusia menjadi gelap mata dan juga gelap hati.

Saling jagal?, kejadian ini sering terjadi ketika seseorang dihadapkan oleh keadaan yang mungkin dapat membahayakan seseorang demi mencapai suatu tujuan. Kata orang inilah “politik” apakah politik sekotor ini?, apakah ini insting atau tabiat atau apalah namanya yang menyebabkan seseorang memiliki tingkat egoistis yang tinggi ketika menghadapi masalah kekuasaan, keuntungan, dan lain sebagainya?.sebelum menghadapi persoalan ini dengan saling menjagal dan hal buruk lainnya mungkin saja dulu para insan-insan ini berkawan, bersahabat atau bahkan saling menganggap bagai saudara?.

Seorang pemimpin memang mempunyai kekuasaan yang tinggi. Namun, didalam kekuasaan yang tinggi ini akan ada banyak amanah dan tanggung jawab yang tak dapat dianggap enteng. Ketika kita meninggal kekuasaan inilah yang akan dipertanyakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Bingung, itulah yang saya rasakan melihat realita-realita saat ini. Banyak orang menginginkan jabatan, kekuasaan, dll namun, apakah mereka tahu apa konsekuensinya kelak khususnya di akhirat nanti apabila kita tidak menjalankan amanah sesuai yang diamanahkan?.

Pemimpin yang baik menurut perspektif saya, yaitu pemimpin yang tidak “mencari” jabatan, pangkat ataupun kekuasaan. Karena seorang pemimpin baik mengetahui konsekuensi-konsekuensi dan amanah yang harus dipikul ketika mereka menduduki sebuah kursi kekuasaan. Pemimpin yang baik pemimpin yang mempunyai hati yang tulus dalam mengemban amanah yang harus ada dalam benaknya adalah bagaimana cara mengemban amanah sebaik-baiknya bukan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Andai di tanah air ini masih ada pemimpin dengan hati yang tulus. Jangan sampai tanah air ini mengalami krisis pemimpin dengan hati yang tulus untuk mengemban amanah.
Inilah hal-hal baru mengenai realita kehidupan yang saya lihat, dengar dan rasakan. Mungkin pada suatu saat nanti saya akan mengalami fase-fase atau cobaan ataupun ujian kehidupan seperti ini dan semoga pada waktunya nanti apabila saya diberi kepercayaan, saya termasuk seorang insane yang dapat mengemban amanah dengan baik dan mengayomi kepentingan yang membutuhkan. Amin….

Sepenggal kemirisan


Gemerlap lampu jalanan menghiasi kota
Malam sepi tiada bintang yang menengokkan wajahnya
Kususuri jalanan kota yang berdebu dengan sepi
Banyak muda mudi ramai dijalan
Terdiam melihat jalanan membunuh waktu
Menapak demi membunuh rasa penat
Terlihat pelita generasi bangsa dibawah lampu
Mengemis sana kemari berharap receh
Sakit hati ini melihat pelita penerus bangsa itu
Salahkah siapa ini? Pemerintah, orang tua mereka?
Mungkinkah aku juga ikut andil dalam kesalahan itu?
Jelaslah semua telah diatur dalam konstitusi
Wahai pemerintah sang pelayan rakyat lihatlah kondisi mereka
Tuan-tuanmu banyak yang kelaparan dan engkau hanya terduduk
Wahai pelayan rakyat bukalah mata, telinga, dan hati bersihmu
Semoga ibu pertiwi kita ini dapat tersenyum bahagia