Saat ini
saya mulai mempelajari berbagai realita yang terjadi di kehidupan nyata ini,
banyak sekali tipe manusia yang ada baik yang haus kekuasaan, egoistis, dan
niatan yang tulus. Banyak manusia yang ketika dibenturkan dengan kursi kekuasaan
mereka seperti layaknya makhluk aneh yang saangat haus akan itu dan menyebabkan
mereka menjadi pribadi yang berbeda. Aneh, itulah kata yang saya lontarkan ketika seorang insan manusia dibenturkan
dengan kursi kekuasaan. Seorang yang baik dapat menjadi buruk dan yang buruk dapat
menjadi lebih buruk. Hasutan, iming-iming keuntungan, jabatan, dan lain
sebagainya menjadikan sebagian insan manusia menjadi gelap mata dan juga gelap
hati.
Saling jagal?,
kejadian ini sering terjadi ketika seseorang dihadapkan oleh keadaan yang
mungkin dapat membahayakan seseorang demi mencapai suatu tujuan. Kata orang
inilah “politik” apakah politik sekotor ini?, apakah ini insting atau tabiat
atau apalah namanya yang menyebabkan seseorang memiliki tingkat egoistis yang
tinggi ketika menghadapi masalah kekuasaan, keuntungan, dan lain
sebagainya?.sebelum menghadapi persoalan ini dengan saling menjagal dan hal
buruk lainnya mungkin saja dulu para insan-insan ini berkawan, bersahabat atau
bahkan saling menganggap bagai saudara?.
Seorang pemimpin
memang mempunyai kekuasaan yang tinggi. Namun, didalam kekuasaan yang tinggi
ini akan ada banyak amanah dan tanggung jawab yang tak dapat dianggap enteng. Ketika
kita meninggal kekuasaan inilah yang akan dipertanyakan pertanggung jawabannya
di akhirat nanti. Bingung, itulah yang saya rasakan melihat realita-realita saat
ini. Banyak orang menginginkan jabatan, kekuasaan, dll namun, apakah mereka
tahu apa konsekuensinya kelak khususnya di akhirat nanti apabila kita tidak
menjalankan amanah sesuai yang diamanahkan?.
Pemimpin yang
baik menurut perspektif saya, yaitu pemimpin yang tidak “mencari” jabatan,
pangkat ataupun kekuasaan. Karena seorang pemimpin baik mengetahui
konsekuensi-konsekuensi dan amanah yang harus dipikul ketika mereka menduduki
sebuah kursi kekuasaan. Pemimpin yang baik pemimpin yang mempunyai hati yang
tulus dalam mengemban amanah yang harus ada dalam benaknya adalah bagaimana
cara mengemban amanah sebaik-baiknya bukan mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya. Andai di tanah air ini masih ada pemimpin dengan hati yang
tulus. Jangan sampai tanah air ini mengalami krisis pemimpin dengan hati yang
tulus untuk mengemban amanah.
Inilah hal-hal
baru mengenai realita kehidupan yang saya lihat, dengar dan rasakan. Mungkin pada
suatu saat nanti saya akan mengalami fase-fase atau cobaan ataupun ujian
kehidupan seperti ini dan semoga pada waktunya nanti apabila saya diberi
kepercayaan, saya termasuk seorang insane yang dapat mengemban amanah dengan
baik dan mengayomi kepentingan yang membutuhkan. Amin….
0 komentar:
Posting Komentar